Rabu, 11 Januari 2012

Tugas 4

Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Menurut beberapa ahli pelapisan masyarakat adalah sebagai berikut:
  •  Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
  • Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
  •  Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
  • Menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Kesamaan Derajat
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita- citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal. Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara  berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2)  menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
 
Elite dan Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Contoh:
Dalam setiap individu tentu memiliki kesamaan yang sama, misalkan dalan setiap individu yang lahir kebumi ini mereka semuanya berhak mendapatkan pengasuhan sampain dapat hidup dengan mandiri, seterusnya ketika telah dewasa dan berhak mendapat pendidikan dan kasih saying dari orang tua. Semua individu tersebutlah yang berhak mendapatkanya dan semua derajat merekapun sama baik dimata Tuhan atau sesame individu.

Tugas 3



Prilaku Perspektif

Perilaku yang menyatakan bahwa berprilaku sosial kita yang paling baik dijelaskan melalui cara-cara perpektif yang dilakukan secara langsung dapat diamati dan lingkungan sekitarlah yang menyebabkan prilaku kita dapat barubah. Kemudian yang menjadikan perbadaan utamanya adalah pada prilaku perspektif untuk melatakkan struktur sosial (makro) dan sebagian lebih memandang  individu (mikro). Berikut inilah penjelasan-penjelasannya.

Prikalu Dalam Struktur Mikro:
Kultur organisasi membentuk kesadaran individual di dalam organi­sasi, menyediakan rutinitas yang merefleksikan persetujuan secara sosial, yang pada gilirannya melahirkan tindakan yang disengaja.  Kultur organisasi kemudian memandu persepsi dan perilaku dari semua anggota organisasi sebagaimana kultur organisasi itu dikembangkan di atas sejarah organisasi serta dibentuk di sekitar peristiwa-peristiwa kritis serta respon organisasi terhadapnya. Selanjutnya, Jackal mendefinisikan kultur sebagai “suatu pola dari asumsi dasar yang dibagi bersama yang digunakan oleh kelompok untuk belajar bagaimana memecahkan permasalahan tentang adaptasi eksternal dan integrasi internalnya, sehingga keberadaannya cukup baik untuk dianggap sah dan, oleh karena itu, diajarkan kepada anggota baru untuk berpikir dan bertindak dalam hubungan dengan permasalahan yang ada berdasarkan kultur organisasi tersebut.” Di dalam definisi ini terletak unsur-unsur dari sosialisasi, sistem penghargaan, pengalaman sejarah, struktur internal dan ­interaksi, serta pikiran dan perilaku individu. Dukungan bagi perilaku perusakan lingkungan hidup dapat ditemukan pada setiap wilayah ini.

Bagian ini akan mengidentifikasikan sumber perilaku organisasi yang merusak lingkungan hidup pada tiga tingkat:
1. artifak,
2 nilai yang menyertai, dan
3 keyakinan yang mendasari asumsi.
Setiap level berbeda dalam derajadnya pada fenomena budaya, yakni berkisar antara sangat nyata, manifestasi dimana seseorang bisa melihat dan merasakan sepenuhnya, asumsi dasar yang didasari oleh kondisi tidak sadar dimana membentuk inti sari dari kultur.

Prilaku Dalam Struktur Makro:
         Adalah prilaku individu sosial yang berperan dalam kehidupan masyarakat, seperti keikutsertaan dalam kegiatan organisasi yang ada dalam masyarakat-masyarakat sekarang ini. Hal ini tentu dapat member hal yang positif terhadap kita karena secara tidak langsung melatih untuk bersosialisasi secara luas dan terbuka.

Tugas 2


Dalam kehidupan bersosialissasi banyak hal yang harus kita ketahui dari mulai memahami lingkungan sekitar, suasana dan perilaku individu yang hidup didalamnya. Ada tiga karakter dan lingkungan yang dimiliki oleh manusia yaitu, individu, keluarga dan masyarakat. Karakter-karakter ini tersebut itulah yang akan mempengaruhi dan membentuk individu menjadi orang yang berguna atau tidak dalam masyarakat. Dalam setiap lingkungan mempunyai suasana dan keharmonisan yang berbeda dan karakter tersebutah yang akan memjadi sikap setiap individu. Berikut adalah definisi dari karakter-karakter dan lingkungan yang dimiliki leh setiap manusia:

Individu:
          
      Pada diri setiap individu pada dasarnya mempunya niat dan tujuan untuk menjadi orang yang baik dan sukses dunia akhirat. Namun terkadang disetiap perjalanannya  menemukan kendala dan masalah yang dapat membuat niat tersebut hilang. Faktor-faktor seperti lingkungan, tempat tinggal, lingkungan pergaulan terkadang mempunyai peran yang sangat penting dan berharaga karena pada lingkungan tersebutlah individu itu tumbuh dan menjadi dewasa.
Dari segi pola kehidupanpun sangat berpengaruh terhadap diri individu tersebut, pola hidup yang tidak teratur, ugal-ugalan, dapat menjadikan individu berubah menjadi individu yang tidak seimbang lagi. Oleh karena itu pola kehidupan yang wajar, teratur, disiplin, dan penuh dengan pendidikanlah harus kita tanamkan dalam setiap individu yang akan tumbuh menjadi dewasa. Menjadikan diri kita sebagai individu yang berkualitas adalah cara terbaik dalam menjalankan hidup ini. Berkualitas tidak hanya dari segi sifatnya saja tetapi juga dalam prilaku yang menunjukan diri kita berkualitas.

Contoh:

·      Seseorang yang pergaulannya tidak benar dengan cepat dapat terpengaruh oleh benda-benda terlarang, seperti narkoba, minum-minuman keras, dll.
·         Seorang yang hidupnya dijalanan yang sangat keras, sampai untuk mendapatkan uang pun harus berusaha dahulu seperti, mengemis, mengamen hingga terpaksa untuk mencopet.

         Keluarga:

   Keluarga adalah bagian terpenting dalam kehidupan kita yang akan menjadikan kita sebagai manusia yang sukses. Keluarga juga merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat yang mempunyai angota.
Dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak, yang akan hidup berdampingan sadam satu atap dan harus mempunyai visi dan misi yang sepaham karena jika berbeda pasti akan menimbulakan masalah-masalah yang tidak sepele. Dalam keluarga terdiri dari:

a. Keluarga kecil:

         Keluarga yang hanya tediri dari ayah, ibu dan anak yang hidup bersama-sama dalam sebuah  rumah dan keluarga itu saling membutuhkan.
           b.   Keluarga besar:

Keluarga ini terdiri dari kakek, nenek, anak-anaknya dan cucu-cucunya. Dalam hal ini anak-anak yang telah cukup umur pastinya akan menikah dan akan mempunyai anak yang teriri dari cucu nya nenek. Kemudian yang telah menikah pastilah akan berpisah dam akan membeli rumah sendiri untuk anak-anaknya. Dan secara otomatis akan meninggalkan ayah dan ibi mereka. Hal tersebut akan terus berkelanjutan kepada keturunan berikutnya.
Didalam keluarga pun mempunyai istilah-istilah yang sering kita dengar seperti saudara, paman. Bibi, bude, pade, keponakan, sepupu, kakek, nenek, ayah, ibu, cucu, cicit, dll.

Contoh:

·     Seorang perempuan dan seorang laki-laki menikah, kemudian mempunyai anak, keluarga tersebut dapat dikatakan sebagai keluarga kecil.



 Masyarakat:

   Perbedaan dalam pola hidup masyarakat terkadang masih menjadi hambatan dimasyarakat yang hidup berdampingan satu sama lainnya. Tingkatan masyarakat terdiri dari tiga yaitu:




a.       Masyarakat desa
Masyarakat desa yang kebanyakan masih bermukim di desa atau daerah pedesaan yang masih jauh dari kehidupan kota yang sangat modern, memiliki kelebihan kehidupan yang biasanya rukun dan damai karena pada umumnya dalam masyarakat desa ini masih berprilaku sangat sopan, mengharai kebudayaan. Berbeda dengan masyarakat kota yang serba mewah. Kecenderungan masyarakat desa hidup sederhana ddan tidak melakukan pemborosan seperti masyarakat kota.
b.      Masyarakat kota
 Masyarakat yang bermukim di daerah perkotaan biasanya tidak terlalu mengenal satu sama lain, karena kebnyakan dari mereka adalah perantau yang merantau di kota yang berasal dari desa. Jadi sifat-sifat mereka pun saling berbeda. Dalam masyarakat kota umunya terdiri dari beberapa suku, daerah yang berkumpul jadi satu di satu lingkungan.
 Berdasarkan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi:
a.       Masyarakat sederhana
Masyarakat yang hidup tidak terlalu mapan dan memiliki kecenderungan hidup harmonis. Kesederhanaan adalah salah satu sifat dari masyarakat yang mempunyai pola hidup sederhana. Masyarakat sederhanapun memiliki pola pembagian kerja cenderung dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
b.      Masyarakat maju
         Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok social, masyarakat tumbuh berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan di capai dalam tujuan hidun dari masyarakat maju.

Tugas 1


1.       Kemampuan Akademis
Kemampuan akdemis pada dasrnya adalah kemampuan seseorang dalam hal bidang yang ia tekuni secara mendalam seperti kemampuan untuk menguasai peralatan analis, mampu berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, berkemampuan untuk dapat menjalankan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, dapat mencari solusi dalam keadaan yang terpuruk. Dalam dasar kemampuan akademis seseorang ada bebrapa faktor yang sangat mempengaruhinya:

a.       Pemikiran yang panjang:
Maksudnya adalah dalam berfikir itu tidak secara insten dan tidak terburu-buru, banyak orang yang mempunya kemampuan akademis tetapi tidak mempunya pemikiran yang panjang. Terkadang selalu terburu-buru membuat sesuatu yang sudah direncanakan dengan matang akan menjadi hilang kendali dang menjadi berantakan.

b.      Kemampuan untuk menguasai diri:
Dalam hal bersikap sabar adalah kuncinya, tidak selalu terpancing emosi sesaat yang terkadang hanya akan menyesatkan. Mengontrol diri untuk tidak melakukan hal-hal yang ceroboh.

2.       Kemampuan Profesional
Artinya dalam diri setiap individu harus memiliki sesuatu yang sudah sangat ia kuasai itu mutlak harus ada. Tidak hanya setengah-setengah menguasai sesuatu tersebut tetapi memang benar-benar sangat menguasai atau ahli dalam bidangnya kerena memang hal tesebut sudah tepat pada bidang yang ia tekuni.

 Contoh:
Seorang Enginer atau Mekanik mempunyai kemampuan mengendalikan mesin yang memang ia sangat kuasai, apabila pada mesin tersebut mengalami kerusakan ia harus sudah mampu memperbaikinya tidak lagi bertanya-tanya kepada atasannya, karena memang mesin tersebut sudah menjadi keahlian dibidangnya tersebut.


3.       Kemampuan Personal
Pada dasarnya kemampuan personal sudah harus dimiliki oleh seorang yang perpendidikan, karena sikap ini adalah sikap yang sangat utama pada suatu perusahaan atau instansi dalam menilai bahwa seorang ini layak atau tidak untuk bekerja di perusahaannya. Tidak hanya sebatas kemampuan personal ini juga harus di tunjukan dengan siakap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribandiannya. Dapat bersosialisai terhadap lingkungan dari suatu kelompok. tertentu, baik dalam masyarakat, organisasi, kelompok ataupun keluarga, sangat penting untuk  kemampuan personal bagi setiap individu yang akan berkecimpung di bidang pekerjaan.

Jadi dalam bependidikan itu tidak hanya sebatas ilmu saja yang kita peroleh tetapi juga harus memiliki kemampuan-kemampuan yang tidak kita dapatkan disekolah tetapi terkadang harus kita dapatkan di luar seperti pada lingkungn sekitar yang mengajarkan banyak hal.