Cinta kasih orangtua begitu besar kepada sang anak, antara orangtua(ibu dan ayahnya) yang
bekerja dan orangtua(ibu) yang tidak bekerja sangatlah berbanding lurus jikalau mereka
ingat dengan anaknya, membagi waktu antara dunia kerja dan peran sebagai orangtua. Ada
yang orangtuanya bekerja yang bisa membagi waktu untuk anaknya dan ada yang tak bisa
membaginya, yang penting kebutuhan sekolah dan yang lainnya terpenuhi asal mereka
bekerja keras dan mereka puas. Apakah mereka PUAS? Pasti sang anak menjawab puas
tetapi ada yang kurang dari mereka terhadap mereka.
Ada pula yang orangtua(ibu) yang tak bekerja tetapi yang melupakan anaknya karena sibuk
dengan temannya, bergaul ke sana kemari, arisan sana-sini, ke salon, mungkin ada yang
seperti itu dan anaknya hanya dikasih uang berapa untuk keperluannya, apakah sang anak
senang? IYA tetapi adakalanya mereka merasa sendiri dan tak ada yang perduli.
Yang orangtuanya bekerja hanya mementingkan uang untuk kebahagiaan mereka, ada yang
anaknya terima begitu saja yang penting mereka menuruti pintaku dan ada yang tidak.
Kemungkinan yang menerima begitu saja karena banyak teman dan dapat bersenang-senang
bareng dengan menghabiskan uang dan kalaupun meminta lagi pasti dikasih, yang penting
happy ‘katanya’ dan pasti ada kalanya mereka merasa sepi kalau perpisahan waktu yang
memisahkan dengan temannya, karena yang diingkan hanya ada orang yang bisa diajak
bicara bersama, mampu mendengarkan ceritanya, temanpun ada rasa bosan ataupun tidak
kalau selalu ditemenin ke sana kemari walaupun diteraktir. Yang tak menerima begitu saja
pasti akan berulah yang aneh- aneh saat di sekolah maupun di rumah, mereka bosan.
BOSAN. Dan dia mampu mengontrol keinginannya saat di lingkungan. Saat makan malam
bersama yang jarang-jarang ini hanya membicarakan pekerjaan tanpa menanyakan
‘bagaimana sekolahnya?’ dan selesai makan sang anak langsung ke kamar. Suatu ketika
mereka berulah yang sampai dipanggil orangtuanya, orangtuanya hanya memarahinya dan
tak menanyakan kenapa melakukan begitu.
Yang orangtuanya(ibu) tak bekerja yang hanya memberi uang banyak terhadap anaknya pun
sama mencari kesenangan dengan orang lain, ibunya hanya mementingkan kebahagiaan
sendiri dan ayahnya hanya sibuk mencari uang, sang ibu hanya berbicara dengan suaminya
soal ‘uang’ berbicara hal lainpun jarang dan sang suami berkata ‘yang penting mereka
tercukupi’. Suatu ketika mereka pergi bersama untuk makan malam bersama, si ibu tampil
cantik karena dia amat modis dan tak mau ketinggalan zaman, sang suami tampil biasa,
begitupun sang anak, di mobil hanya diam-diaman, hanya obrolan ‘Sedikit’ terucap oleh
suami istri dan sang anak hanya sibuk memainkan gadgetnya saja dan berbincang dengan
temannya lewat di dunia maya, sang anak merasa kebahagiaan sesungguhnya hanya di dunia maya bukan di dunia nyata. Saat makan bersamapun hanya suara piring, garpu, dan
sendok yang terdengar bukan omongan seminggu ini melakukan apa saja. Selesai makanpun
sama saja seperti saat berangkat untuk makan malam.
Dan mereka menuliskan semua cerita mereka di laptopnya dan seketika sang anak pergi
menginap di rumah temannya ‘Bu, Yah aku punya cerita, tolong kalian baca. Aku mohon
kalian baca!’
Sang anakpun menuliskan ‘Maaf oarngtuaku sayang. Bu, Yah kalian tahu sebenarnya aku
nakal saat di sekolah dan di rumah tetapi aku mampu menahan egoku di lingkungan, aku di
sekolah nakal hanya ingin diperhatikan, aku terkadang mengajak teman-temanku pergi
tetapi mereka harus pulang karena ibunya menyuruhnya pulang, KALAU AKU? Tidak ada.
Apa aku iri? Jawabanku Iya Aku Iri SEKALI. Saat Ibu ataupun Ayah dipanggil di sekolah karena
aku ingin kalian tahu aku, tak sibuk dengan pekerjaan kalian, menurutku kalian sudah datang
sudah peduli dan memarahiku tapi aku berusaha terima nasihatmu. Oranglain kalau
dimarahi terkadang tidak suka, kalau aku suka itu. Apa kalian tahu aku sudah beranjak
dewasa? Apa kalian perhatikan ini, tiap kali aku diasuh dan untungnya yang mengasuhku
betah denganku. Aku tahu kalian sayang aku tapi aku hanya meminta kepedulian kalian
terhadap kalian, selama ini aku hanya mengalah, sejak TK aku diasuh sampai SMA seperti ini,
aku iri melihat temanku yang lain. Apa kalian tahu? Pasti tidak. Aku sayang kalian, aku tak
butuh ucapan Ibu dan Ayah sayang aku, yang hanya kubutuh perhatian kalian walau hanya
sedikit. Aku berulah juga bukan yang aneh-aneh, hanya kenakalan siswa yang biasa. Maaf
sekali lagi. Terimakasih telah membaca ?’
Dan kemudian mereka mencari anaknya dan mereka berjanji tak mengulanginya lagi seperti
beberapa tahun yang lalu dan membuat tanggung jawab mereka yang telah hilang.
Ada juga yang orangtuanya bekerja ataupun tidak mereka yang mampu berbagi dengan
anaknya, mereka sering bercerita dan bertukar pikiran dan mereka suka itu karena itu yang
mampu mengharmoniskan hubungan mereka. Keseharian anaknya diperhatikan, walau
melalui komunikasi telepon, itu sudah menunjukkan bahwa mereka peduli dan sang anak
mampu berprestasi dalam sekolahnya.
bekerja dan orangtua(ibu) yang tidak bekerja sangatlah berbanding lurus jikalau mereka
ingat dengan anaknya, membagi waktu antara dunia kerja dan peran sebagai orangtua. Ada
yang orangtuanya bekerja yang bisa membagi waktu untuk anaknya dan ada yang tak bisa
membaginya, yang penting kebutuhan sekolah dan yang lainnya terpenuhi asal mereka
bekerja keras dan mereka puas. Apakah mereka PUAS? Pasti sang anak menjawab puas
tetapi ada yang kurang dari mereka terhadap mereka.
Ada pula yang orangtua(ibu) yang tak bekerja tetapi yang melupakan anaknya karena sibuk
dengan temannya, bergaul ke sana kemari, arisan sana-sini, ke salon, mungkin ada yang
seperti itu dan anaknya hanya dikasih uang berapa untuk keperluannya, apakah sang anak
senang? IYA tetapi adakalanya mereka merasa sendiri dan tak ada yang perduli.
Yang orangtuanya bekerja hanya mementingkan uang untuk kebahagiaan mereka, ada yang
anaknya terima begitu saja yang penting mereka menuruti pintaku dan ada yang tidak.
Kemungkinan yang menerima begitu saja karena banyak teman dan dapat bersenang-senang
bareng dengan menghabiskan uang dan kalaupun meminta lagi pasti dikasih, yang penting
happy ‘katanya’ dan pasti ada kalanya mereka merasa sepi kalau perpisahan waktu yang
memisahkan dengan temannya, karena yang diingkan hanya ada orang yang bisa diajak
bicara bersama, mampu mendengarkan ceritanya, temanpun ada rasa bosan ataupun tidak
kalau selalu ditemenin ke sana kemari walaupun diteraktir. Yang tak menerima begitu saja
pasti akan berulah yang aneh- aneh saat di sekolah maupun di rumah, mereka bosan.
BOSAN. Dan dia mampu mengontrol keinginannya saat di lingkungan. Saat makan malam
bersama yang jarang-jarang ini hanya membicarakan pekerjaan tanpa menanyakan
‘bagaimana sekolahnya?’ dan selesai makan sang anak langsung ke kamar. Suatu ketika
mereka berulah yang sampai dipanggil orangtuanya, orangtuanya hanya memarahinya dan
tak menanyakan kenapa melakukan begitu.
Yang orangtuanya(ibu) tak bekerja yang hanya memberi uang banyak terhadap anaknya pun
sama mencari kesenangan dengan orang lain, ibunya hanya mementingkan kebahagiaan
sendiri dan ayahnya hanya sibuk mencari uang, sang ibu hanya berbicara dengan suaminya
soal ‘uang’ berbicara hal lainpun jarang dan sang suami berkata ‘yang penting mereka
tercukupi’. Suatu ketika mereka pergi bersama untuk makan malam bersama, si ibu tampil
cantik karena dia amat modis dan tak mau ketinggalan zaman, sang suami tampil biasa,
begitupun sang anak, di mobil hanya diam-diaman, hanya obrolan ‘Sedikit’ terucap oleh
suami istri dan sang anak hanya sibuk memainkan gadgetnya saja dan berbincang dengan
temannya lewat di dunia maya, sang anak merasa kebahagiaan sesungguhnya hanya di dunia maya bukan di dunia nyata. Saat makan bersamapun hanya suara piring, garpu, dan
sendok yang terdengar bukan omongan seminggu ini melakukan apa saja. Selesai makanpun
sama saja seperti saat berangkat untuk makan malam.
Dan mereka menuliskan semua cerita mereka di laptopnya dan seketika sang anak pergi
menginap di rumah temannya ‘Bu, Yah aku punya cerita, tolong kalian baca. Aku mohon
kalian baca!’
Sang anakpun menuliskan ‘Maaf oarngtuaku sayang. Bu, Yah kalian tahu sebenarnya aku
nakal saat di sekolah dan di rumah tetapi aku mampu menahan egoku di lingkungan, aku di
sekolah nakal hanya ingin diperhatikan, aku terkadang mengajak teman-temanku pergi
tetapi mereka harus pulang karena ibunya menyuruhnya pulang, KALAU AKU? Tidak ada.
Apa aku iri? Jawabanku Iya Aku Iri SEKALI. Saat Ibu ataupun Ayah dipanggil di sekolah karena
aku ingin kalian tahu aku, tak sibuk dengan pekerjaan kalian, menurutku kalian sudah datang
sudah peduli dan memarahiku tapi aku berusaha terima nasihatmu. Oranglain kalau
dimarahi terkadang tidak suka, kalau aku suka itu. Apa kalian tahu aku sudah beranjak
dewasa? Apa kalian perhatikan ini, tiap kali aku diasuh dan untungnya yang mengasuhku
betah denganku. Aku tahu kalian sayang aku tapi aku hanya meminta kepedulian kalian
terhadap kalian, selama ini aku hanya mengalah, sejak TK aku diasuh sampai SMA seperti ini,
aku iri melihat temanku yang lain. Apa kalian tahu? Pasti tidak. Aku sayang kalian, aku tak
butuh ucapan Ibu dan Ayah sayang aku, yang hanya kubutuh perhatian kalian walau hanya
sedikit. Aku berulah juga bukan yang aneh-aneh, hanya kenakalan siswa yang biasa. Maaf
sekali lagi. Terimakasih telah membaca ?’
Dan kemudian mereka mencari anaknya dan mereka berjanji tak mengulanginya lagi seperti
beberapa tahun yang lalu dan membuat tanggung jawab mereka yang telah hilang.
Ada juga yang orangtuanya bekerja ataupun tidak mereka yang mampu berbagi dengan
anaknya, mereka sering bercerita dan bertukar pikiran dan mereka suka itu karena itu yang
mampu mengharmoniskan hubungan mereka. Keseharian anaknya diperhatikan, walau
melalui komunikasi telepon, itu sudah menunjukkan bahwa mereka peduli dan sang anak
mampu berprestasi dalam sekolahnya.